Geng,
geng, geng, semuanya apa kabar? Baik-baik aja, kan? Kali ini aku mau cerita
pengalaman aku ikut Saturday Session yang termasuk dari PKKM HMME “Atmosphaira”
ITB. Apa itu Saturday Session? Saturday Session adalah suatu acara dari HMME
“Atmosphaira” ITB yang termasuk dari bagian PKKM untuk para kopral/kopril juga
untuk massa HMME “Atmosphaira” ITB yang mendatangkan alumni untuk sharing
pengalaman kerja dan selama masa kuliah dulu. Di Saturday Session ini mendatangkan
beberapa alumni, diantaranya kak Via, kak Amel dan kak Zul. Hari itu penampilan
kami rapih semua, tanpa name tag yang gedenya segede gaban dan tanpa tas spek,
hihihi. Hari itu kami ikut PKKM dengan cantik dan rapih. Ganteng juga deh buat
yang cowonya wkwkw.
Aku
datang terlambat karena abis nganter Novi dulu ke BMG bareng sama Yuki juga.
Waktu kami bertiga datang itu kak Via uda ngisi acara. Kak Via banyak cerita
dan ngasih beberapa tips. Katanya jangan minder di meteorologi, enjoy aja. Kak
Via juga pernah jadi asistennya Pak Zadrach waktu kuliah dulu. Sekarang ini kak
Via kerja di perusahaan internasional, jadi asistennya orang jepang dan
kebetulan kak Via bisa bahasa jepang. Aku seneng sama suara dan cara
penyampaiannya kak Via. Ramah dan nyenengin. Saran dari kak Via, jangan terlalu
terpaku sama kuliah, bersosialisasi itu jauh lebih penting untuk dunia kerja,
apalagi kerjasama. Motivation. Spirits. Creativity. Vision. Efforts. Team
works. Itu tips dari kak Via. Oya, kak Via juga ngasih tip tambahan untuk
mahasiswa lemparan kayak aku wkwkwk, katanya, “temukan fun-nya meteorologi
untuk kamu.” Siaappp kak, kayaknya aku udah nemuin deh fun-nya mete buat aku.
Pengisi
yang kedua adalah kak Zul. Quotes yang paling aku inget dari kak Zul adalah
konsisten dalam ketidakkonsistenan. Apa maksudnya? Masuk meteorology makanya
hahaha. Kak Zul ini S-1 lulusan meteorology ITB, S-2 magister geodesi ITB dan
sekarang S-3 seismologi ITB juga. Kak Zul nggak konsisten dalam meteorology
tapi konsisten dalam ilmu bumi. Setelah mempelajari bagian paling atas bumi
lalu permukaannya, kakak lulusan 2002 ini sekarang malah mempelajari bagian
terdalam bumi. Pesannya, jangan hanya mengejar apa yang kmu cari kalu kamu bisa
mendapat lebih.
Kakak
yang ketiga ini baru aja lulus bulan juli 2014 kemarin, masih fresh graduated
tapi sebelum lulus udah kerja di perusahaan IT ckckck. Kakak yang satu ini
katanya kemakan sama promosinya pak Army—kaprodi meteorologi yang hebat
marketingnya. Terjebak karena katanya mete kimianya sik, padahal kimianya dikit
banget, sementara kak Amel sukanya kimia, jadi kak Amel memutuskan untuk lulus
cepat. Dan voila, beneran lulus cepet. Jangan lupa juga untuk menjaga hubungan
kita dengan yang di atas.
Setelah
diisi dengan ketiga pembicara, kami diberi waktu untuk sholat dan makan. Acara
dilanjutkan lagi sekitar pukul satu. Nah kali ini yang mengisi adalah kak
Piala, kak Yovita, kak Firman dan kak Danasla. Kak Piala membahas tentang wind
turbine yang dibuatnya di NTT. Ada delapan belas unit wind turbine untuk
mengadakan listrik dan mengalirkannya kepada warga sekitar. Kenapa daerah
Indonesia timur? Karena daerah Indonesia timur anginnya lebih memungkinkan
untuk diolah menjadi bentuk energy angina lain. Indonesia timur merupakan
daerah yang mempunyai energy angina yang besar, tapi di Indonesia timur juga
persebaran listrik sangat minim. Karena kedua hal itulah kak Piala dan timnya
memilih NTT. Katanya, “kalau pemerintah gabisa berbuat banyak, jangan caci
pemerintah, jangan sudutkan pemerintah, jangan salahkan pemerintah. Tapi kita,
kalian sebagai mahasiswa justru harus membantu memecahkan masalah itu. Kita
boleh protes, tapi protes dengan solusi, bukan protes dengan caci. Kalau
pemerintah belum menyetujui solusi kita, kita revisi lagi dan putar arah cari
jalan lain. Karena tujuan kita adalah bangsa, pengabdian masyarakat.” Dan aku
kagum banget sama kak Piala yang pemikirannya udah terbuka banget dan gak
sempit. Masalahnya sering kali susah buat terus berpikir positif dan nemuin
pemikiran yang luas kayak gitu. Tapi seperti kata kak piala barusan, kita harus
berusaha, kalau mentok, putar arah dan cari jalan lain.
Pengisi
yang kedua adalah kak Yovita. Kakak yang satu ini mirip banget sama temen aku
yang sekarang udha kuliah di jepang, namanya Felicia Dea. Dan kak Yovita juga
ternyata ikut pertukaran pelajar ke jepang! Keren bangettt. Kak Yovita terus
ngejar impiannya untuk kuliah di jepang, dan akhirnya impiannya terwujud.
Katanya selama kuliah di jepang yang paling susah adalah komunikasi dan
bersosialisasi. Waktu awal-awal bahasa jepangnya masih belum lancer, jadi agak
susah juga buat ngobrol sama temen-temennya yang lain. Tapi lama kelamaan, kak
Yovitsa berusaha mendekatkan diri dengan mereka. Kak Yovita juga punya quotes,
“Jangan takut buat bermimpi. Kalau kalian tekun dan sabar mimpi itu bisa jadi
nyata.” Dan ada satu lagi quotes, “spintar apapun kalian, kalian ga akan
bahagia kalau kalian gak punya temen.” Nah makanya jangan ngansos, sosialisasi
juga penting, geng.
Yang
ketiga ada kak asisten Pengenalan Meteorologi dan Klimatologi, kak Firman.
Kayanya kak Firman punya beberapa fans dari angkatan aku deh (aku tidak
termasuk0, soalnya ada beberapa temenku yang kalo ketemu itu suka sedikiiiit
excited. Dan ada kak Danasla, asisten praktikum Mekanika Medium Kontinu. Kakak-kakak
itu berbagi pengalaman tentang kerja prakteknya. Ada yang di badan
pemerintahan, ada juga yang di pertamina bagian geothermalnya. Yang aku dapat
dari kakak-kakak itu adalah, lebih baik coba KP agar kamu tau dan ada gambaran
kerja itu kaya gimana. Biar punya link juga nanti.
Nah
tau kan jadi meteorology itu kayak gimana. Satu hal penting juga adalah
sosialisasi. Apa gunanya kalo kita pinter tapi tanpa teman? Karena itu aku
sangat berterimakasih pada kalian yang mau berteman dengan aku. Dan makasih
juga untuk kalian mau baca postingan aku kali ini. Cmiiiiiwwww, sampai jumpa di
postingan selanjutnyaaa. Salam teman! METEO!
0 komentar:
Posting Komentar