Dewi's

76 : 24

PKKM day 4: Identitas Seorang Masa HMME Atmosphaira ITB

Leave a Comment
Halooo, geng! Apa kabar semuanya? Semoga semuanya baik dan sehat ya, aamiin. Oh iya tetep semangat juga okayy. Kali ini aku mau berbagi cerita soal pengalamanku di PKKM hari ke-4. Seperti biasa, aku dan teman-teman pradawihaya yang lain kumpul di selasar TVST pukul 17.30, lengkap dengan spek standar. Selama persiapan itu sebenernya ada beberapa kejadian yang jadi kecerobohan kami wkwkw. Pertama, slayernya kadek ketinggalan. Kedua, bendera angkatan ketinggalan dan masih di mkor--padahal itu bendera wujudnya segede gaban. Ketiga, slayernya ipit juga katanya ketinggalan, tapi pas aku cari di tasnya ipit slayernya masih ada dan terlipat dengan manis, jadi slayernya ipit keselip, padahal ipit udah balik dulu ke rumah oom army wkwkw. Dan untungnya semua itu terjadi saat kami kumpul sebelum PKKM. Jadi semua spek yg salah atau ketinggalan bisa diambil dan dibenerin dulu. Itulah gunanya ada kumpul dulu minimal 45 menit sebelum PKKM mulai.


Cek spek mandiri selesaiii. Nah setelah itu kami membuat lingkaran dan berdoa menurut keyakinan agama masing-masing agar diberi kelancaran dan kesehatan untuk PKKM hari itu. Kami dimobilisasi dari TVST ke selasar gedung PLN. Disana kami bertemu taplok kami dan tim mamet. Kami ditanya soal tugas-tugas, salah satunya adalah tugas wawancara jenderal dan jenderil. Jenderil Nissa nanya sama aku, "udah berapa jenderal-jenderil yang diwawancarai?" Nah aku jawabnya, "banyak jend, tapi yang diposting cuma dua ehehe. Sisanya ditabung." Lalu Jenderil Nissa nanya sama yang lain juga. Setelah cuap-cuap bersama taplok, kami melakukan sholat isya berjamaah.

Kami dimobilisasi lagi ke selasar coffee toffee. Waktu hari itu dua orang pradawihaya sakit, Novi dan Charla, jadi mereka ikut di belakang barisan. Sesampainya disana kami diberi materi tentang identitas dan atribut dari HMME oleh Jenderal Imam dan Jenderil Sona.
  1. Lambang HMME (cari lambangnya)


·         Siklon menunjukan profesi dan keilmuan dari meteorology
·  Lingkaran kuning sebagai matahari menunjukan sebagai pusat pergerakan kemahasiswaan.
·         Radar delapan titik di lingkaran terluar menunjukan pemancaran ke segala arah.
·         Satu titik di lingkaran terdalam, dua titik di lingkaran kedua dan delapan titik di lingkaran terluar menunjukan kode prodi meteorologi itu sendiri, 128.
·  Tulisan himpunan di dalam lingkaran karena dalam himpunan mewadahi keilmuan dan profesi.
·         Lambang ITB menunjukan bahwa HMME ada di ITB
·    Lingkaran yang paling luar, melingkari semua unsur itu, menunjukan ikatan yang tidak pernah putus.
·         HMME “Atmosphaira” ITB adalah nama dari himpunan itu sendiri.

  1. Bendera dan Baliho
·         Bendera berukuran 1,28m x 0,8m dengan margin bagian atas adalah 19cm dan bagian bawah 9cm.
·         Baliho berukuran 12,8m x 12,8m  dengan margin atas adalah 1,28m dan margin bawah 1,28m juga.
·         Bendera dan baliho berwarna biru donker menunjukan kekeluargaan.

  1. Jaket Himpunan
·   Garis putih di kedua bahu yang memamjang sepanjang pundak sampai siku menunjukan tanggung jawab yang dipikul oleh setiap anggota dan warna putih menunjukan tanggung jawab yang suci dan bersih. Garis tegas, tidak putus-putus menunjukan tanggung jawab yang tidak akan pernah putus.
·  Di lengan bagian kiri dan dada bagian kiri ada lambing dari HMGM yang menunjukan bahwa HMME bagian dari HMGM.
·    Lambing HMGM yang berbentuk tiga sudut dan sisi menunjukan tiga cabang ilmu yaitu geofisika padat, geofisika cair dan geosifika gas juga menunjukan tridarma perguruan tinggi.
·       Warna biru donker menunjukan kekeluargaan antar angora HMME.
Dan sejak tanggal 19 September 2008—tanggal resmi dibentuknya HMME “Atmosphaira” ITB—semua atribut tersebut di atas resmi menjadi identitas seorang massa HMME.

Setalah kami diberi tahu atribut, kami berbalik dan menghadap danlap. Malam itu yang menjadi danlap adalah Jenderal Kautsar. Kami diuji PBB dan kami masih belum sigap dalam membentuk abrisan baru. Karena itu sesuai dengan konsekuensi yang telah kami ajukan sebelumnya, kami push up sesuai hitungan keterlambatan. Secara pribadi aku masih kuat untuk push up karena push upnya gak pake tas. Tapi waktu ngeliat temen-temen yang lain aku gak tega karena ada beberapa yang terlihat gak kuat. Saat itu hanya dua orang perempuan yang ambil posisi trill sementara laki-lakinya ada delapan orang. Aku agak sedikit kecewa sih sama anak cowonya, masa kalah push up sama yang cewenya. Padahal menurut aku ngetrill itu lebih cape dari pada pushup. Aku cinta pushup pokoknya wkwkkw.

Kami juga diingatkan soal etika, posisi, hak dan kewajiban kami sebagai seorang kopral/kopril kepada jenderal/jenderil. Iya, aku sendiri merasa masih belum sering menyapa mereka kalau ketemu di jalan. Karena malu dan segan. Tapi sekarang aku mulai bisa lebih hormat sama mereka dengan menyapanya. Kata Jenderal Kaustar, “bedakan antara berani dan kurang ajar, bedakan antara takut dan hormat.” Iya siap jenderal, kami memang harus tau batasan mana hormat mana takut, mana berani dna mana kurang ajar. Kadang kamis erring melampaui batas dan menganggap jenderal/jenderil seperti angkatan kami karena mereka terlalu baik. Maafkan kami ya jenderal/jenderil. Saat ini kami sudah mulai memperbaiki kesalahan kami.

Aca hari itu selesai lebih cepat, pukul Sembilan kurang acara sudah selesai. Dalam sepuluh hitungan kami diminta untuk menggalkan selasar. Setelah sampai plaza widya kami baru ingat bahwa teman kami, Charla dan Novi skit sehingga masih bersama jenderal/jenderil. Akhirnya Kadek, Kemas, Abay, Yuki dan aku kembali ke selasar untuk menjemput teman kami yang sakit. Kami tidak bisa maju lebih ke dalam selasar karena itu adalah daerah steril kami. Kami izin untuk menjemput teman kami yang sakit lalau kadek diminta berbicara dengan jenderal imam. Yuki memapah novi sementara aku memapah Charla. Novi demam, memang sejang petang Novi sudah tidak enak badan. Sementara Charla gastritisnya kambuh lagi karena minum soda. Yuki dan yang lain mengantar Novi ke kosannya. Sementara aku, Abay, Euis dan Rima mengantar Charla ke lapangan sipil untuk pulang. Aku dan Abay hanya mengantar sampai lapangan sipil saja, sementara Rima dan Euis mengantar Charla sampai kosannya. Sepanjang jalan itu Charla muntah-muntah terus, aku jadi gak tega, aku kasih kayu putih dan usap-usap tengkuknya. Charla lupa bawa obat dan belum makan, jadi gastritisnya kambuh. Nah makanya teman-teman, makan itu sangat penting, apalagi sebelum memulai aktivitas yang panjang. Jadi jangan lupa makan. Dan bawa obat pribadi.

Yak, sampai disi dulu cerita aku mengenai PKKM hari keempat. Semoga menambah wawasan kalian ehehehe. Mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati anda semua. Terimakasih telah membaca dan sampai jumpa lagi dipostingan berikutnya. Tadaaaah. Salam salaman! METEO!!!
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar