Dewi's

76 : 24

Wawancara dengan Jenderal Yusuf

Leave a Comment



Halo, geng! Apa kabar? Semoga semuanya baik-baik saja yaaa. Kali ini aku mau posting untuk salah satu tugas PKKM alias osjurnya HMME Atmosphaira ITB, yaitu mewawancarai jenderal-jenderil. Yang dimaksud dengan jenderal-jenderil adalah senior yang angkatan 2011 dan 2012. Sedangkan super jenderal atau super jenderil adalah senior yang udah mau lulus, atau anak-anak biasanya manggil swasta. Nah, waktu hari selasa kemarin, (16/9) aku bersama yuki, sasa dan teman-teman yang lain minta waktu jenderal Yusuf untuk wawancara. Sebenernya yang minta wawancara yuki, cuma aku ikut-ikutan aja hehehe.




Jenderal Yusuf bernama lengkap Muhammad Yusuf Afandi, NIM 12812034, kakak NIMnya Hanif. Di himpunan Jenderal Yusuf ini bertugas sebagai staff kominfo. Nah kominfo ini sendiri bertugas sebagai media dan penjarkom. Penyebar informasi acara himpunan, mirip seperti publikasi. Kominfo juga yang memegang akun twitter Anemos. Jenderal Yusuf memberikan kesan positif kepada kami, Pradawihaya. Katanya, kami bisa dibilang angkatan yang bagus, mempunyai inisiatif yang tinggi seperti membuat gelang angkatan sebagai penanda angkatan. Sebelum waktunya kumpul panggilan osjur, kami sudah ada di tempat. Padahal angkatan sebelumnya jarang datang lebih pagi. Horeee akhirnya angkatan aku memberikan kesan positif dan secara ga langsung, sejauh ini bisa lebih baik dari angkatan yang sebelumnya. Selain kesan, jenderal Yusuf juga memberikan pesan nih buat angkatan kami, diantaranya adalah…. Semoga panjang umur dan sehat selalu. Sebenernya Jenderal, aku bingung kenapa jenderal ngasih pesan seperti itu. Tapi… yasudahlah, semoga dikabulkan ya, aamiin. Semoga panjang umur dan sehat selalu juga untuk HMME.

Dari hasil wawancara itu, aku tahu ternyata Jenderal Yusuf juga bernasib sama kaya aku, kelempar dari geologi. Namun, Jenderal yang keliatan ceria tapi berwajah ngantuk ini (hehehe, ampun Jenderal) galaunya sampai semester kemarin, berarti galaunya sampai semester empat. Nyaris setahun galaunya, geng! Iya Jenderal, saya tau rasanya kaya gimana itu. Dan ajaibnya, kami move on karena hal yang sama, yaitu karena surat Ar-Rahman. Fa bi-ayyi aalaa-I Rabbikumaa tukadzdzibaan, yang artinya, “maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan?” sepenggal ayat itu yang bahkan diulangi berkali-kali dalam surat Ar-Rahman itu bener-bener membuat aku mati kutu. Merasa gatau malu dan gatau diri. Padahal Allah lebih tau apa yang terbaik dan apa yang aku butuhkan. Tapi tetep aja aku keukeuh sama apa yang aku mau. Akhirnya setelah baca surat itu, aku sdar bahwa Allah punya rencana terbaik. Maka apa yang dikasih Allah itu berarti yang TEBAIK juga untuk aku. Semangat terus jenderal!



Oke, geng, sekian dulu cuap-cuap kali ini. Maaf kepada jenderal-jenderil atau superjenderal-suoerjenderil yang membaca postingan saya kalau kurang memuaskan dan terlihat lebih ke curhat daripada tugas osjur. Maaf juga kalau saya tidak menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar berserta penulisannya. Semangat terus untuk kita semua. Semangat, geng! METEO!
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar