Dewi's

76 : 24

3/9. Why Worry?

1 comment
Tidak banyak yang tahu tentang perjuanganmu, tidak banyak yang mengerti tentang perjalananmu dan upayamu untuk melaluinya selama ini.

Jangan khawatir, sebab itu sama sekali tidak mengurangi nilai dirimu, sama sekali tidak membuat perjuanganmu sia-sia.
Teruslah berjuang sebab orang lain tidak akan pernah sanggup benar-benar mengerti tentang apa yang sedang kamu jalani dan perjuangkan.
~ Kurniawan Gunadi
Waktu sedang iseng buka timeline tidak sengaja seorang teman lintas jurusan memposting kata-kata Mas Kurniawan Gunadi di atas. Wajar saja, di saat-saat mepet-kebelet-pengen-banget-lulus ini pasti mahasiswa tingkat akhir merasa nano-nano; bahagia, sedih dan gelisah. Termasuk aku. Bahagia lihat temannya lulus. Sedih lihat diri sendiri yang script TAnya belum jadi-jadi. Gelisah takut merasa tertinggal (atau ditinggal?). Jujur saja, kadang rasa penyesalan itu ada. Dan selalu datang terakhir. Kenapa tidak mulai dari dulu. Kenapa ngerjainnya lama banget. Kenapa banyak distraksi. Kenapa kenapa kenapa dan kenapa...

Kadang suka merasa agak gimana ketika ditanya, "lha kenapa nggak juli aja?" Karenaaaa.. jurusanku beda dengan jurusanmu, yang harus ada 2 kali seminar dan 2 kali sidang. yang harus selesai pengerjaan TA (olah data dan penulisan) itu 2 bulan sebelum tanggal wisuda. Jadi misalnya aku mau lulus Juli, maka draft TAku harus sudah jadi di bulan Mei. Jika lebih dari itu, maka selamat menunggu sampai Oktober. Itu baru salah satu jawaban diplomatis yang otomatis terucap sewaktu ditanya seperti itu.

Selain itu untuk si aku ini, banyak sekali rintangan suka duka perjalanan romantika perjuangan, seperti yang ada dalam Mars SMAN 8 Bandung. Tidak banyak yang mengetahui dan tidak perlu diketahui juga sih sebenarnya, kenapa si aku ini tidak lulus Juli. Terlalu banyak mengutamakan hal lain daripada kepentingan diri sendiri ternyata bisa berdampak negatif juga kalau dilihat dari sudut pandang kebelet lulus. Yang kemudian jadi berpikir lagi, "ah, mungkin ini cuma excuse kamu doang." Bisa jadi juga sih... Tapi, yah we dont face the same thing. Jadi kadang suka diem aja dan mbatin "da kamu mah nggak tau.."

Ada juga yang nanya, "emang TA kamu susah, ya?" Kalau dibilang susah itu relatif sih. 
Atau, "harus banget pake script gitu, ya?" IYA. IYA BANGET. Gimana kamu mau baca data spasial dalam bentuk grid; cari rata-rata, maximum, stdev dari tiap grid buat durasi 3,6,12,18,24,36,48 jam, terus diplot secara spasial pake excel coba? kalau ada yang tau, then tell me how.
Kalau yang belum tahu, nanyanya begini, "Emang mete TAnya kayak gimana, dew?" Ngitung hujan jawabku. TAku memang ngitung hujan sih.. tapi banyak juga topik-topik lain yang sebenernya bisa sangat membantu proyek para engineer. Cuma engineer sama anak mete belum kenalan.
Daaaan pertanyaan-pertanyaan lain yang akhirnya terjawab dengan, "Doakan aja ya semoga menyusul.."

Sekarang kalau jalan-jalan ke kampus (re:ngerjain TA) selempang berakhiran S.T atau S.Si sudah bertebaran dimana-mana yang membuat si aku ini jadi hmm gimana ya sedih iya tapi ngerasa tersemangati juga iya. Apalagi dengan adanya media sosial bernama Instagram, kalau pencet explore itu wah yang keluar S.T sama S.Si semua jadi bikin pengen uninstall IG wq. Sampai pada minggu ini mentalku mulai drop haha tapi cuma mendem dan nulis di blog (padahal kerjaan banyak). Pengen nangis karena ngerasa khawatir dan gelisah, aku bisa ngejar nggak ya.. ya Allah pengen kayak gitu juga.. sampai akhirnya pada isakan "Ya Rabbi, aku takut.." apalagi waktu ketemu mamah sama bapak itu rasanya pengen meluk mohon doa gitu bahwa anaknya lagi ngedown tapi gak berani cerita karena tau beban mamah sama bapak juga banyak. yang akhirnya mikir, mamah sama bapak aja berjuang, masa kamu nggak. But really, aku nggak merasa lebih baik.

Satu hal yang aku yakini, bahwa Allah sudah menciptakan segala sesuatu itu sebaik-baiknya. Sebaik-baiknya fisik, sebaik-baiknya umur, sebaik-baiknya rezeki, sebaik-baiknya jodoh, itu sudah Allah persiapkan dengan cermat dan baik. Yakinlah bahwa janji Allah selalu benar. Mungkin kamu belum diluluskan sekarang itu supaya nanti setelah lulus (pada waktunya yang sudah Allah siapkan itu) kamu bisa langsung nerima rezeki lain tanpa harus menunggu terlebih dulu. Mungkin Allah pengen kita jadi makhluk kuat. Makanya lulusnya dilamain, supaya kuat dan masuk kualifikasinya Allah. Aamiin, in syaa Allah..

Juga tidak perlu merasa sendiri. Meskipun yang menemani akan pergi mengejar mimpi sendiri, akan banyak orang baru yang menyertai. Selain itu, bukankah Allah itu dekat?

Maka dari itu, kenapa harus khawatir? Padahal hadiah terbaik sedang dipersiapkan. 
How can we feel despair when Allah never fail in His promise?

Allah say,
"I respond to the invocation of the supplicant when he calls upon Me. So let them respond to me by obedience and believe in Me that they may be rightly guided."
- 2:186

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

1 komentar: